Senin, 17 April 2017

5 Great Reasons to Cook with Your Kids

When it comes to raising an adventurous eater, it is not just about coaxing kids to eat their veggies. Bringing up a child who can enjoy a cantaloupe as much as a cupcake takes patience and persistence, but it does not have to feel like a chore.

Kids may need to have frequent joyful experiences involving food to overcome the anxiety they may have around tasting the unfamiliar. Over time, cooking with your children can help build that confidence—and provide rich sensory experiences.

Here are five ways to enjoy cooking with your children while raising an adventurous eater along the way.
  1. Engage other senses. For a hesitant eater, tasting an unfamiliar food can sometimes be intimidating. You can help your child explore foods when cooking using other senses besides taste. This helps to build positive associations with food. Kneading dough, rinsing vegetables, and tearing lettuce all involve touching food and being comfortable with texture. The complex flavors we experience when eating food come from both taste sensations from the tongue AND smelling with the nose. While cooking with new ingredients, some children may feel too overwhelmed to taste. If this happens, you can try suggesting smelling a food first; this may provide a bridge to tasting in the future.
  2. Use cooking to raise smart kids. There are so many lessons that can be taught while cooking. Math concepts like counting, measurement, and fractions naturally unfold when navigating a recipe with kids. Explaining how food changes with temperature or how certain foods can help our body be healthy provide great lessons in science. While cooking with your child, practice new vocabulary as you describe how food looks, feels, and tastes. Following a recipe from start to finish helps build the skills for planning and completing projects.
  3. Make cooking part of the family culture. The family meal can start in the kitchen as you cook together. Family meal preparation is an opportunity to celebrate your cultural heritage by passing down recipes. Help your kids find new, seasonal recipes to add to your repertoire and family cookbook. Cooking together and prioritizing health over the convenience of processed food are great ways to lead by example and help your children buy into a culture of wellness. Building daily and seasonal traditions around cooking together helps strengthen your family's commitment to a healthy lifestyle.  
  4. Keep it safe. Teach kids the importance of staying safe while cooking by showing them how to hold kitchen tools safely, how to use oven mitts to protect hands from heat, and  how to turn appliances on and off safely. Always supervise children when cooking to ensure they are sticking with safe and age-appropriate tasks. The best way to keep cooking safe is to know your child's abilities and his or her stage of development. A four-year-old child, for example, may not be ready to sauté vegetables over a hot pan, but may have the fine motor skills to rinse fruits or tear salad leaves. Keeping safety in mind, it is not difficult to get kids—even toddlers—involved in the kitchen.  
  5. Ask for input. Children feel more included in mealtime when they are asked to be a part of meal preparation. Collaborate with your kids when selecting recipes for main dishes or sides. Let them help you make the shopping list and find groceries in the store or farmers market. When cooking together, let children offer a critique of the foods you are preparing. Together you can decide what ingredients you should add to enhance the flavor. Talk about how people enjoy different tastes, and share your preferences with each other. Letting children be "in charge" of details like how to set the table will help them feel invested in mealtime.

Over many years, cooking as a family will help develop a happy, adventurous eater with some pretty valuable life skills—and plenty of happy memories in the kitchen. With enough practice, your child will someday be able to cook YOU a delicious meal!


Reference: https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Cooking-With-Your-Children.aspx 

25 Peristiwa Langit Penting Sepanjang Tahun 2017

Tahun 2016 mungkin akan diingat sebagai tahun yang luar biasa di benak para pengamat langit. Bagaimana tidak, tahun ini Indonesia disapa gerhana Matahari total yang sangat berkesan. Lalu, bagaimana dengan tahun 2017?

Sayangnya, tak ada lagi gerhana Matahari, tak ada lagi Supermoon terbesar dalam seabad terakhir. Walau begitu, masih banyak peristiwa langit lainnya yang tak kalah menarik yang bakal menghiasi langit malam kita sepanjang tahun 2017. Penasaran?

Di bawah ini, InfoAstronomy.org telah merangkum jadwalnya. Jangan lupa bookmark sebagai kalender astronomi Anda, ya!

4 Januari 2017: Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor Quadrantid akan menjadi peristiwa hujan meteor pembuka tahun 2017. Setiap tahunnya, hujan meteor ini dapat mencapai intensitas 80 meteor per jam. Hujan meteor Quadrantid sebenarnya terjadi pada rentang tanggal 1-6 Januari, namun mencapai puncaknya pada tangah malam hingga dini hari tangggal 4 Januari. Yang pasti, peristiwa ini bisa diamati di seluruh Indonesia.

4 Januari 2017: Bumi di Perihelion

Bukan, perihelion bukan bahasa latin dari "kiamat". Dalam astronomi, perihelion adalah istilah yang menyatakan jarak terdekat yang dicapai Bumi dalam mengelilingi Matahari. Pada tanggal 4 Januari 2017, jarak Bumi ke Matahari hanya sekitar 0,98 AU, di mana 1 AU setara dengan 150 juta km.

Jarak Bumi dari Matahari bervariasi sekitar 3% karena orbitnya sedikit berbentuk oval, mengikuti jalan yang disebut elips. Dalam prakteknya, variasi ini memang sangat sedikit persentasenya, namun perbedaan jarak antara perihelion dengan aphelion (jarak terjauh Bumi dari Matahari) cukup signifikan.

6 Januari 2017: Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova Makin Terang

Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova diperkirakan akan mencapai puncak kecerlangannya, sekitar magnitudo +6,4, pada 6 Januari 2017 mendatang. Pada saat itu, ia akan berada pada jarak 0,54 AU dari Matahari, dan 0,59 AU dari Bumi. Sayangnya, dari Indonesia, komet ini ternyata akan sedikit sukar untuk diamati. Komet ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari di seluruh wilayah Indonesia, dan akan berada di atas 10° di atas horizon barat pada saat senja.

11 Januari 2017: Planet Merkurius Mencapai Puncak Kecerlangannya

Pada tanggal ini, kita berkesempatan melihat planet Merkurius di langit timur sebelum fajar. Planet terdekat Matahari itu akan mencapai puncak kecerlangannya dengan magnitudo  -2,2. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah 1 jam 34 menit sebelum Matahari terbit. Merkurius akan mencapai ketinggian 16° di atas ufuk timur saat itu.

11 Februari 2017: Gerhana Bulan Penumbra

Akan ada peristiwa langit berupa gerhana Bulan penumbra di tanggal ini, yang sayangnya tidak akan terlihat dari Jakarta karena Bulan sudah berada di bawah horizon barat pada saat puncak gerhana terjadi. Gerhana ini akan berlangsung dari 05:35 sampai 09:54 WIB, dan puncak gerhana akan terjadi pada pukul 07:45 WIB.

17 Februari 2017: Planet Venus Mencapai Puncak Kecerlangannya

Inilah saat terbaik untuk mengamati Venus! Bila Anda pernah melihat objek seperti bintang namun tampak sangat terang, itulah Venus. Planet kedua terdekat dari Matahari ini akan mencapai puncak kecerlangannya pada tanggal ini, ia akan bersinar terang di magnitudo -5,5 Dari Indonesia, Venus sudah terlihat mulai pukul 18:27 WIB, di mana saat itu Venus berada di ketinggian 29° dari atas ufuk barat.

26 Februari 2017: Gerhana Matahari Cincin

Belum bisa move on dari gerhana Matahari total 9 Maret 2016 kemarin? Tenang, peristiwa gerhana Matahari cincin ini akan membuat Anda tambah sulit untuk move on! Pada tanggal ini, Bulan akan melintas di depan wajah Matahari. Tapi karena Bulan berada di jarak terjauh dari Bumi, maka diameter Bulan akan lebih kecil dan terjadilah gerhana cincin.

Sayangnya, gerhana Matahari cincin ini tak terlihat sama sekali di Indonesia. Wilayah-wilayah beruntung yang dapat menyaksikannya adalah Argentina (Matahari 97% tertutup), Cile (97% tertutup), Angola (96% tertutup), Republik Demokratik Kongo (96% tertutup), Zambia (96% tertutup) dan Namibia (92% tertutup).

11 Maret 2017: Komet 2P/Encke Mencapai Puncak Kecerlangannya

Pada tanggal ini, komet 2P/Encke akan mencapai puncak kercerlangannya, yakni sekitar magnitudo +5,9. Pada magnitudo itu, komet masih cukup sulit dilihat dengan mata telanjang, ditambah posisinya yang cukup dekat dengan Matahari. Komet 2P pada tanggal ini akan berada pada jarak 0,34 AU dari Matahari, dan 0,66 AU dari Bumi.

20 Maret 2017: Ekuinoks Maret

Pada tanggal ini, tepatnya pada pukul 17:21 WIB, akan terjadi ekuinoks Maret, yakni peristiwa ketika Matahari berada di atas cakrawala. Menurut definisi astronomi, ekuinoks Maret ini menandai awal musim semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.

Pada hari ekuinoks, Matahari akan terbit tepat di ufuk timur, lalu berada tepat di atas kepala bagi yang tinggal di garis ekuator, dan akan terbenam tepat di ufuk barat. Pada hari ini juga, kala siang dan malam di Bumi akan sama rata masing-masing 12 jam.

8 April 2017: Oposisi Jupiter

Opsisi Jupiter merupakan peristiwa ketika Matahari-Bumi-Jupiter berada satu garis lurus di bidang Tata Surya. Dengan begitu, peristiwa ini juga menandai jarak terdekat antara Bumi dengan Jupiter, dan membuat Jupiter berada di posisi yang baik untuk diobservasi.

Dari Indonesia, Jupiter akan terlihat dari pukul 18:22 WIB hingga keesokan hari pukul 05:26 WIB. Planet termasif di Tata Surya ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23:52 WIB, yakni di ketinggian 89° di atas horizon timur laut.

Planet ini bisa diamati dengan mata telanjang bagai bintang kuning yang terang. Bagi Anda yang punya teleskop, Anda akan melihat diameter sudut Jupiter yang lebih besar beserta munculnya empat satelit alami besar miliknya; Io, Kalisto, Ganimede, dan Europa.

23 April 2017: Hujan Meteor Lyrid

Setelah tidak ada peristiwa hujan meteor sejak Quadrantid di Januari, akhirnya muncul lagi peristiwa hujan meteor, yakni hujan meteor Lyrid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya di tanggal ini, 23 April 2017. Namun, ia sebenarnya sudah terjadi pada rentang waktu 19-25 April. Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Lyra, dan diperkirakan akan mencapai intensitas 10 meteor per jam, dapat diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia.  

6-7 Mei 2017: Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor Lyrid pada 23 April membuka musim hujan meteor setiap tahunnya. Tak perlu menunggu waktu lama, pada 6-7 Mei akan terjadi lagi hujan meteor lainnya, yang kali ini merupakan hujan meteor Eta Aquarid.

Eta Aquarids adalah hujan meteor yang dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam pada puncaknya. Hujan meteor yang berasal dari debu komet Halley ini terjadi pada rentang tanggal 19 April hingga 28 Mei, dan puncaknya adalah pada malam 6 Mei hingga dini hari 7 Mei. Titik radiannya adalah rasi bintang Aquarius.

15 Juni 2017: Oposisi Saturnus

Sama seperti Jupiter, karena Saturnus adalah planet luar, maka oposisi bisa terjadi setiap tahunnya. Di tahun 2017, oposisi Saturnus, atau ketika Matahari-Bumi-Saturnus berada dalam satu garis lurus akan terjadi tanggal 15 Juni.

Sang planet bercincin ini akan berada di jarak terdekat dengan Bumi dan wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari jika diamati dari Bumi. Dengan begitu, kenampakannya akan lebih terang, paling terang di tahun 2017.

Planet Saturnus yang beroposisi pada tanggal ini bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang. Sayangnya, untuk melihat cincinnya beserta satelit-satelit alami besarnya, kita membutuhkan teleskop.

21 Juni 2017: Solstis Juni

Titik balik Matahari Juni atau solstis Juni bakal terjadi pada pukul 11:24 WIB di tanggal ini. Solstis Juni menandai peristiwa ketika kutub utara Bumi yang akan lebih condong ke arah Matahari. Ini juga adalah hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi selatan.

29-29 Juni 2017: Hujan Meteor Delta Aquarid

Setelah Eta Aquarid pada 6-7 Mei, hujan meteor yang masih bertitik radian di rasi bintang Aquarius selanjutnya adalah Delta Aquarid. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 12 Juli hingga 23 Agustus, namun puncaknya terjadi pada malam 28 Juli hingga dini hari 29 Juli.

Jika Anda mengamati di lokasi pengamatan yang gelap dan bebas polusi, diperkirakan akan ada 20 meteor per jam. Peristiwa hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

7-8 Agustus 2017: Gerhana Bulan Parsial

Sebuah peristiwa gerhana Bulan parsial akan terjadi pada 7-8 Agustus 2017. Gerhana ini terjadi ketika sebagian wajah Bulan melewati bayangan umbra Bumi, sehingga akan tampak tergigit. Gerhana ini akan terlihat jelas di sebagian besar Afrika bagian timur, Asia Tengah, Samudera Hindia, dan Australia.

Dan bahagianya kita, Indonesia kebagian untuk melihat peristiwa gerhana Bulan parsial ini! Gerhana akan dimulai ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi, yakni pukul 22:50 WIB (7 Agustus). Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada pukul 01:20 WIB (8 Agustus). Selanjutnya, gerhana akan berakhir pukul 03:50 WIB (8 Agustus). Puncak gerhana berlangsung selama 1 jam 55 menit.

12-13 Agustus 2017: Hujan Meteor Perseid

Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor terbaik untuk diamati. Bagaimana tidak, pada puncaknya, Perseid dapat memproduksi hingga 60 meteor per jam. Meteor-meteor yang melesat pada hujan meteor ini dihasilkan oleh debu komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.

Setiap tahunnya, Perseid terjadi pada rentang tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, dan puncaknya terjadi pada malam 12 Agustus hingga dini hari 13 Agustus. Sayangnya, di tahun 2017 hujan meteor Perseid bertepatan dengan fase Bulan bungkuk, sehingga cahaya Bulan yang terang dapat meredupkan meteor-meteor kecil.

21 Agustus 2017: Gerhana Matahari Total

Sebuah peristiwa gerhana Matahari total -- ya, peristiwa yang sama seperti yang terjadi pada 9 Maret 2016 -- akan terjadi lagi pada 21 Agustus 2017. Tapi kali ini bukan Indonesia yang menjadi "tuan rumah"-nya, melainkan giliran Amerika Serikat.

Seluruh warga di AS dapat bersuka cita, sebab untuk dataran hanya wilayah AS lah yang dilalui jalur gerhana total. Jalur totalitas akan dimulai di Samudra Pasifik dan akan melalui perjalanan panjang ke pusat wilayah AS.

Gerhana total akan terlihat di negara bagian Oregon, Idaho, Wyoming, Nebraska, Missouri, Kentucky, Tennessee, North Carolina, dan Carolina Selatan, sebelum akhirnya berakhir di Samudera Atlantik. Ingin "menjemput" gerhana di AS ini? Sebaiknya booking tiket perjalanan dan hotel dari sekarang!

23 September 2017: Ekuinoks September

Sama seperti yang terjadi pada bulan Maret, di September 2017 juga akan terjadi peristiwa ekuinoks, tepatnya terjadi pada tanggal 23 pukul 03:02 WIB. Pada ekuinoks, Matahari akan bersinar langsung di atas ekuator. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur di belahan Bumi utara dan hari pertama musim semi di belahan Bumi selatan.

7 Oktober 2017: Hujan Meteor Draconid

Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

21-22 Oktober 2017: Hujan Meteor Orionid

Pernah melihat tiga bintang sejajar di langit malam? Itulah rasi bintang Orion. Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hujan meteor akan terjadi di rasi bintang ini, hujan meteor Orionid! Diperkirakan akan tampak 20 meteor per jam saat puncaknya. Tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

17-18 November 2017: Hujan Meteor Leonid

Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

3 Desember 2017: Supermoon

Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14 November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada kenampakan Bulan di tahun 2017.

13-14 Desember 2017: Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat memproduksi hingga 120 meteor per jam.

Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember hingga dini hari 14 Desember. Bisa diamati di rasi bintang Gemini di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.

21 Desember 2017: Solstis Desember

Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi selatan.

Nah, itulah 25 peristiwa langit penting dan wajib diamati yang bakal terjadi pada tahun 2017. Mana yang paling Anda tunggu?

Refrensi: http://www.infoastronomy.org/2016/11/peristiwa-langit-sepanjang-tahun-2017.html


5 Fakta Menarik Tentang Bintang-bintang di Alam Semesta



Bintang merupakan objek alam semesta yang dapat memancarkan cahayanya sendiri akibat dari adanya fusi nuklir di intinya. Ada begitu banyak bintang di alam semesta, yang mungkin jumlahnya tak terhitung. Tapi, seberapa jauh Anda mengenal bintang-bintang?

Di bawah ini, kami telah susun lima fakta menarik tentang bintang yang mungkin belum banyak diketahui atau sudah tahu tapi salah kaprah. Penasaran? Mari membaca!

Pertama, Bintang Tidak Butuh Oksigen untuk Bersinar

Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana bintang dapat menyala di ruang hampa udara? Bukankah di luar angkasa tidak ada oksigen untuk menyalakan api? Tapi sepertinya pertanyaan tersebut keliru, bintang bukan gumpalan api besar seperti api di Bumi.
Sinar terang yang dipancarkan oleh bintang-bintang di alam semesta merupakan akibat dari suatu proses yang sama halnya seperti yang terjadi pada sebuah bom atom; yakni inti bintang mengubah zat menjadi sumber tenaga.

Hal ini berbeda dengan proses pembakaran di Bumi yang butuh oksigen. Pembakaran mengubah satu zat menjadi bentuk zat yang lain. Tetapi bila zat itu diubah menjadi sumber tenaga, maka hanya diperlukan sedikit sekali zat untuk menghasilkan satu jumlah tenaga yang besar. Satu ons zat itu dapat menghasilkan sejumlah tenaga yang bisa meleburkan lebih dari sejuta ton batu-batuan.
Intinya, cahaya dan panas dari sebuah bintang itu berasal dari reaksi fusi. Dari reaksi itulah terjadi panas dengan temperatur yang sangat tinggi. Dengan kata lain, bintang tidak terbakar dari reaksi oksidasi, melainkan reaksi fusi tadi. Reaksi fusi adalah proses penggabungan dua atom yang "ringan" (hidrogen) menjadi sebuah atom yang lebih "berat" (helium).
Kedua, Bintang Terdekat Bumi Adalah...

Sebagian dari Anda mungkin akan menjawab Proxima Centauri sebagai bintang terdekat Bumi. Kenyataannya, Matahari lah yang merupakan bintang terdekat Bumi. Matahari adalah jenis bintang 
Deret Utama G2V yang bersinar dengan warna putih. Matahari berjarak sekitar 150.000.000 kilometer (dibulatkan) dari Bumi, hal ini membuat ia menjadi bintang terdekat.

Lain halnya dengan Proxima Centauri, ia merupakan bintang terdekat Tata Surya kita. Jaraknya adalah sekitar 39.900.000.000.000 kilometer (dibulatkan) jauhnya. Bila kita ingin mengunjungi Proxima Centauri dengan teknologi roket tercepat yang kita miliki saat ini, kita masih butuh ribuan tahun untuk mencapainya.

Ketiga, Bintang yang Berkelap-kelip

Ketika sedang mengamati bintang-bintang di langit malam, kita akan menemukan bahwa bintang-bintang tersebut tampak berkelap-kelip. Apa penyebabnya?

Faktanya, bintang tidak berkelap-kelip, cahayanya bahkan cenderung stabil. Mereka tampak berkelap-kelip hanya jika dilihat dari permukaan Bumi kita saja. Kelap-kelip bintang di langit merupakan efek dari atmosfer Bumi kita.

Ketika cahaya dari bintik bintang di langit malam memasuki atmosfer kita, cahaya kecil tersebut dipengaruhi oleh turbulensi di atmosfer yang memiliki temperatur dan kepadatan yang berbeda. Hal ini menyebabkan cahaya dari bintang seolah berkelap-kelip. Tapi jika kita mengamati bintang dari luar angkasa, maka cahayanya akan lebih tenang.

Keempat, Ada Berapa Banyak Bintang?

Seperti yang sudah disinggung di atas, tak ada yang mengetahui secara pasti ada berapa jumlah bintang di alam semesta. Yang pasti sejauh ini diketahui, bintang-bintang tidak tersebar secara acak di luar angkasa, mereka cenderung berkumpul dalam kelompok-kelompok besar yang dikenal sebagai galaksi.

Matahari kita misalnya, ia merupakan bintang milik sebuah galaksi yang disebut Bimasakti. Para astronom memperkirakan ada sekitar 100 ribu juta bintang di galaksi Bimasakti saja. Di luar itu, ada miliaran galaksi lain yang memiliki ratusan miliar bintang pula.

Untuk menghitung bintang di alam semesta adalah seperti mencoba untuk menghitung jumlah butiran pasir di seluruh pantai yang ada di permukaan Bumi. Kita bisa menghitung jumlah pasir di pantai Bumi dengan mengukur luas seluruh permukaan pantai, dan menentukan kedalaman rata-rata lapisan pasir di setiap pantai.

Jika kita andaikan ada 10¹² bintang di satu galaksi dan ada 10¹² galaksi di alam semesta, berarti ada sekitar 10² bintang secara keseluruhan. Namun perlu dicatat, itu hanya perhitungan kasar, lagi pula jumlah bintang dalam satu galaksi tidak selalu sama. Menghitung secara manual memang suatu hal yang mustahil. Dan kami rasa orang yang mencobanya sudah melewati garis kewarasannya.
Kelima, Bahan Pembentuk Bintang Adalah Bahan Daur Ulang

Terbuat dari apakah bintang-bintang di alam semesta? Diketahui, bintang terbuat dari gas yang sangat panas. Gas ini sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium, yang merupakan dua elemen paling ringan. Bintang bersinar dengan membakar hidrogen menjadi helium di inti mereka seperti yang sudah dijabarkan pada fakta kedua di atas.

Kebanyakan bintang memiliki sejumlah kecil elemen yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, oksigen, dan zat besi. Setelah bintang kehabisan bahan bakar, ia bakal menyemburkan banyak materialnya ke segala arah di ruang angkasa, yang menyebabkan bintang-bintang baru mulai terbentuk kembali dari semburan material ini. Dengan kata lain, material di dalam sebuah bintang adalah hasil daur ulang dari bintang pendahulunya.



Nah, itulah lima fakta menarik tentang bintang di alam semesta. Jangan sampai salah kaprah lagi ya!

Refrensi: http://www.infoastronomy.org/2017/04/5-fakta-menarik-tentang-bintang-bintang.html


Tugas Softskill Materi Bulan kedua (Bahasa Inggris Bisnis 2)

Exercise 26 : Adjectives and Adverbs
Number: 1-10
Page: 107
  1. Well
  2. Intense
  3.  Brightly
  4. Fluent
  5. Fluently
  6. Smooth
  7. Accurately
  8. Bitter
  9. Soonly
  10. Fastly
Exercise 27 : Linking (Copulative) Verbs
Number: 1-10
Page: 109
  1. Terrible
  2. Well
  3. Good
  4. Calmly
  5. Sick
  6. Quickly
  7. Diligently
  8. Vehemently
  9. Relaxed
  10. Noisy
Exercise 28 : Comparisons
Number: 1-10
Page: 114
  1. As soon
  2. As importantly
  3. As well
  4. More expensive
  5. As hot
  6. More talented
  7. More colorfull
  8. Happier
  9. Worse
  10. Faster
Exercise 29 : Comparisons
Number: 1-10
Page: 114
  1. Than
  2. Than
  3. From
  4. Than
  5. As
  6. From
  7. As
  8. Than
  9. As
  10. From
Exercise 30 : Comparisons
Number: 1-20
Page: 117
  1. Best                                        11. The best
  2. Happiest                                  12. From
  3. Faster                                      13. Less impressive
  4. Creamist                                  14. The sicker
  5. More colorful                           15. When
  6. Better                                      16. Twice as much as
  7. Good                                       17. Few
  8. More awkwardly                       18. Many
  9. Least                                       19. Farthest
  10. Prettiest                                   20. More famous
Exercise 31 : Nouns Functioning as Adjectives
Number: 1-10
Page: 118
  1. Twelve storie
  2. Language
  3. Three act
  4. Two day
  5. Containing 79 piece
  6. Five shelve
  7. 16 ounce
  8. Hold six quart
  9. Made of brick
  10. Ten speed
Exercise 32 : Enough
Number: 1-10
Page: 120
  1. Enough people
  2. Enough French
  3. Enough time
  4. Fast enough
  5. Soon enough
  6. Early enough
  7. Enough time
  8. Slowly enough
  9. Enough flour
  10. Enough books
Exercise 33 : Because/ Because Of
Number: 1-10
Page: 121
  1. Because of
  2. Because
  3. Because of
  4. Because
  5. Because of
  6. Because
  7. Because of
  8. Because
  9. Because
  10. Because of
Exercise 34 : So/Such
Number: 1-15
Page: 124
  1. So
  2. Such
  3. So
  4. Such
  5. So
  6. Such
  7. Such
  8. So
  9. Such
  10. So
  11. So
  12. So
  13. Such
  14. So
  15. So