Tahun 2016 mungkin akan diingat sebagai tahun yang
luar biasa di benak para pengamat langit. Bagaimana tidak, tahun ini Indonesia
disapa gerhana Matahari total yang sangat berkesan. Lalu, bagaimana dengan
tahun 2017?
Sayangnya, tak ada lagi gerhana Matahari, tak ada lagi Supermoon terbesar dalam
seabad terakhir. Walau begitu, masih banyak peristiwa langit lainnya yang tak
kalah menarik yang bakal menghiasi langit malam kita sepanjang tahun 2017.
Penasaran?
Di bawah ini, InfoAstronomy.org telah merangkum jadwalnya. Jangan
lupa bookmark sebagai kalender astronomi Anda, ya!
4
Januari 2017: Hujan Meteor Quadrantid
Hujan meteor Quadrantid akan menjadi peristiwa hujan
meteor pembuka tahun 2017. Setiap tahunnya, hujan meteor ini dapat mencapai
intensitas 80 meteor per jam. Hujan meteor Quadrantid sebenarnya terjadi pada
rentang tanggal 1-6 Januari, namun mencapai puncaknya pada tangah malam hingga
dini hari tangggal 4 Januari. Yang pasti, peristiwa ini bisa diamati di seluruh
Indonesia.
4
Januari 2017: Bumi di Perihelion
Bukan, perihelion bukan bahasa latin dari
"kiamat". Dalam astronomi, perihelion adalah istilah yang menyatakan
jarak terdekat yang dicapai Bumi dalam mengelilingi Matahari. Pada tanggal 4
Januari 2017, jarak Bumi ke Matahari hanya sekitar 0,98 AU, di mana 1 AU setara
dengan 150 juta km.
Jarak Bumi dari Matahari bervariasi sekitar 3% karena orbitnya sedikit
berbentuk oval, mengikuti jalan yang disebut elips. Dalam prakteknya, variasi
ini memang sangat sedikit persentasenya, namun perbedaan jarak antara
perihelion dengan aphelion (jarak terjauh Bumi dari Matahari) cukup signifikan.
6
Januari 2017: Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova Makin Terang
Komet 45P/Honda-Mrkos-Pajdusakova diperkirakan akan
mencapai puncak kecerlangannya, sekitar magnitudo +6,4, pada 6 Januari 2017
mendatang. Pada saat itu, ia akan berada pada jarak 0,54 AU dari Matahari, dan
0,59 AU dari Bumi. Sayangnya, dari Indonesia, komet ini ternyata akan sedikit
sukar untuk diamati. Komet ini akan mencapai titik tertinggi di langit pada
siang hari di seluruh wilayah Indonesia, dan akan berada di atas 10° di atas
horizon barat pada saat senja.
11
Januari 2017: Planet Merkurius Mencapai Puncak Kecerlangannya
Pada tanggal ini, kita berkesempatan melihat planet
Merkurius di langit timur sebelum fajar. Planet terdekat Matahari itu akan
mencapai puncak kecerlangannya dengan magnitudo -2,2. Waktu terbaik untuk
mengamatinya adalah 1 jam 34 menit sebelum Matahari terbit. Merkurius akan
mencapai ketinggian 16° di atas ufuk timur saat itu.
11
Februari 2017: Gerhana Bulan Penumbra
Akan ada peristiwa langit berupa gerhana Bulan
penumbra di tanggal ini, yang sayangnya tidak akan terlihat dari Jakarta karena
Bulan sudah berada di bawah horizon barat pada saat puncak gerhana terjadi.
Gerhana ini akan berlangsung dari 05:35 sampai 09:54 WIB, dan puncak gerhana
akan terjadi pada pukul 07:45 WIB.
17
Februari 2017: Planet Venus Mencapai Puncak Kecerlangannya
Inilah saat terbaik untuk mengamati Venus! Bila Anda
pernah melihat objek seperti bintang namun tampak sangat terang, itulah Venus.
Planet kedua terdekat dari Matahari ini akan mencapai puncak kecerlangannya pada
tanggal ini, ia akan bersinar terang di magnitudo -5,5 Dari Indonesia, Venus
sudah terlihat mulai pukul 18:27 WIB, di mana saat itu Venus berada di
ketinggian 29° dari atas ufuk barat.
26
Februari 2017: Gerhana Matahari Cincin
Belum bisa move on dari gerhana Matahari
total 9 Maret 2016 kemarin? Tenang, peristiwa gerhana Matahari cincin ini akan
membuat Anda tambah sulit untuk move on! Pada tanggal ini, Bulan akan
melintas di depan wajah Matahari. Tapi karena Bulan berada di jarak terjauh
dari Bumi, maka diameter Bulan akan lebih kecil dan terjadilah gerhana cincin.
Sayangnya, gerhana Matahari cincin ini tak terlihat sama sekali di Indonesia.
Wilayah-wilayah beruntung yang dapat menyaksikannya adalah Argentina (Matahari
97% tertutup), Cile (97% tertutup), Angola (96% tertutup), Republik Demokratik
Kongo (96% tertutup), Zambia (96% tertutup) dan Namibia (92% tertutup).
11
Maret 2017: Komet 2P/Encke Mencapai Puncak Kecerlangannya
Pada tanggal ini, komet 2P/Encke akan mencapai
puncak kercerlangannya, yakni sekitar magnitudo +5,9. Pada magnitudo itu, komet
masih cukup sulit dilihat dengan mata telanjang, ditambah posisinya yang cukup
dekat dengan Matahari. Komet 2P pada tanggal ini akan berada pada jarak 0,34 AU
dari Matahari, dan 0,66 AU dari Bumi.
20
Maret 2017: Ekuinoks Maret
Pada tanggal ini, tepatnya pada pukul 17:21 WIB,
akan terjadi ekuinoks Maret, yakni peristiwa ketika Matahari berada di atas
cakrawala. Menurut definisi astronomi, ekuinoks Maret ini menandai awal musim
semi di belahan Bumi utara dan musim gugur di belahan Bumi selatan.
Pada hari ekuinoks, Matahari akan terbit tepat di ufuk timur, lalu berada tepat
di atas kepala bagi yang tinggal di garis ekuator, dan akan terbenam tepat di
ufuk barat. Pada hari ini juga, kala siang dan malam di Bumi akan sama rata
masing-masing 12 jam.
8
April 2017: Oposisi Jupiter
Opsisi Jupiter merupakan peristiwa ketika
Matahari-Bumi-Jupiter berada satu garis lurus di bidang Tata Surya. Dengan
begitu, peristiwa ini juga menandai jarak terdekat antara Bumi dengan Jupiter,
dan membuat Jupiter berada di posisi yang baik untuk diobservasi.
Dari Indonesia, Jupiter akan terlihat dari pukul 18:22 WIB hingga keesokan hari
pukul 05:26 WIB. Planet termasif di Tata Surya ini akan mencapai titik
tertinggi di langit pada pukul 23:52 WIB, yakni di ketinggian 89° di atas
horizon timur laut.
Planet ini bisa diamati dengan mata telanjang bagai bintang kuning yang terang.
Bagi Anda yang punya teleskop, Anda akan melihat diameter sudut Jupiter yang
lebih besar beserta munculnya empat satelit alami besar miliknya; Io, Kalisto,
Ganimede, dan Europa.
23
April 2017: Hujan Meteor Lyrid
Setelah tidak ada peristiwa hujan meteor sejak
Quadrantid di Januari, akhirnya muncul lagi peristiwa hujan meteor, yakni hujan
meteor Lyrid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya di tanggal ini, 23
April 2017. Namun, ia sebenarnya sudah terjadi pada rentang waktu 19-25 April.
Titik radian hujan meteor ini adalah rasi bintang Lyra, dan diperkirakan akan
mencapai intensitas 10 meteor per jam, dapat diamati dengan mata telanjang di
seluruh Indonesia.
6-7
Mei 2017: Hujan Meteor Eta Aquarid
Hujan meteor Lyrid pada 23 April membuka musim hujan
meteor setiap tahunnya. Tak perlu menunggu waktu lama, pada 6-7 Mei akan
terjadi lagi hujan meteor lainnya, yang kali ini merupakan hujan meteor Eta
Aquarid.
Eta Aquarids adalah hujan meteor yang dapat memproduksi hingga 60 meteor per
jam pada puncaknya. Hujan meteor yang berasal dari debu komet Halley ini
terjadi pada rentang tanggal 19 April hingga 28 Mei, dan puncaknya adalah pada
malam 6 Mei hingga dini hari 7 Mei. Titik radiannya adalah rasi bintang
Aquarius.
15
Juni 2017: Oposisi Saturnus
Sama seperti Jupiter, karena Saturnus adalah planet
luar, maka oposisi bisa terjadi setiap tahunnya. Di tahun 2017, oposisi
Saturnus, atau ketika Matahari-Bumi-Saturnus berada dalam satu garis lurus akan
terjadi tanggal 15 Juni.
Sang planet bercincin ini akan berada di jarak terdekat dengan Bumi dan
wajahnya akan sepenuhnya diterangi oleh Matahari jika diamati dari Bumi. Dengan
begitu, kenampakannya akan lebih terang, paling terang di tahun 2017.
Planet Saturnus yang beroposisi pada tanggal ini bisa diamati di seluruh
Indonesia dengan mata telanjang. Sayangnya, untuk melihat cincinnya beserta
satelit-satelit alami besarnya, kita membutuhkan teleskop.
21
Juni 2017: Solstis Juni
Titik balik Matahari Juni atau solstis Juni bakal
terjadi pada pukul 11:24 WIB di tanggal ini. Solstis Juni menandai peristiwa
ketika kutub utara Bumi yang akan lebih condong ke arah Matahari. Ini juga
adalah hari pertama musim panas (summer solstice) di belahan Bumi utara dan
hari pertama musim dingin (winter solstice) di belahan Bumi selatan.
29-29
Juni 2017: Hujan Meteor Delta Aquarid
Setelah Eta Aquarid pada 6-7 Mei, hujan meteor yang
masih bertitik radian di rasi bintang Aquarius selanjutnya adalah Delta
Aquarid. Hujan meteor ini terjadi pada rentang tanggal 12 Juli hingga 23
Agustus, namun puncaknya terjadi pada malam 28 Juli hingga dini hari 29 Juli.
Jika Anda mengamati di lokasi pengamatan yang gelap dan bebas polusi,
diperkirakan akan ada 20 meteor per jam. Peristiwa hujan meteor ini dapat
disaksikan di seluruh Indonesia dengan mata telanjang.
7-8
Agustus 2017: Gerhana Bulan Parsial
Sebuah peristiwa gerhana Bulan parsial akan terjadi
pada 7-8 Agustus 2017. Gerhana ini terjadi ketika sebagian wajah Bulan melewati
bayangan umbra Bumi, sehingga akan tampak tergigit. Gerhana ini akan terlihat
jelas di sebagian besar Afrika bagian timur, Asia Tengah, Samudera Hindia, dan
Australia.
Dan bahagianya kita, Indonesia kebagian untuk melihat peristiwa gerhana Bulan
parsial ini! Gerhana akan dimulai ketika Bulan memasuki bayangan penumbra Bumi,
yakni pukul 22:50 WIB (7 Agustus). Puncak gerhana sendiri akan terjadi pada
pukul 01:20 WIB (8 Agustus). Selanjutnya, gerhana akan berakhir pukul 03:50 WIB
(8 Agustus). Puncak gerhana berlangsung selama 1 jam 55 menit.
12-13
Agustus 2017: Hujan Meteor Perseid
Hujan meteor Perseid adalah salah satu hujan meteor
terbaik untuk diamati. Bagaimana tidak, pada puncaknya, Perseid dapat
memproduksi hingga 60 meteor per jam. Meteor-meteor yang melesat pada hujan
meteor ini dihasilkan oleh debu komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada 1862.
Setiap tahunnya, Perseid terjadi pada rentang tanggal 17 Juli hingga 24
Agustus, dan puncaknya terjadi pada malam 12 Agustus hingga dini hari 13
Agustus. Sayangnya, di tahun 2017 hujan meteor Perseid bertepatan dengan fase
Bulan bungkuk, sehingga cahaya Bulan yang terang dapat meredupkan meteor-meteor
kecil.
21
Agustus 2017: Gerhana Matahari Total
Sebuah peristiwa gerhana Matahari total -- ya, peristiwa
yang sama seperti yang terjadi pada 9 Maret 2016 -- akan terjadi lagi pada 21
Agustus 2017. Tapi kali ini bukan Indonesia yang menjadi "tuan
rumah"-nya, melainkan giliran Amerika Serikat.
Seluruh warga di AS dapat bersuka cita, sebab untuk dataran hanya wilayah AS
lah yang dilalui jalur gerhana total. Jalur totalitas akan dimulai di Samudra
Pasifik dan akan melalui perjalanan panjang ke pusat wilayah AS.
Gerhana total akan terlihat di negara bagian Oregon, Idaho, Wyoming, Nebraska,
Missouri, Kentucky, Tennessee, North Carolina, dan Carolina Selatan, sebelum
akhirnya berakhir di Samudera Atlantik. Ingin "menjemput" gerhana di
AS ini? Sebaiknya booking tiket perjalanan dan hotel dari sekarang!
23
September 2017: Ekuinoks September
Sama seperti yang terjadi pada bulan Maret, di
September 2017 juga akan terjadi peristiwa ekuinoks, tepatnya terjadi pada
tanggal 23 pukul 03:02 WIB. Pada ekuinoks, Matahari akan bersinar langsung di
atas ekuator. Ini juga merupakan hari pertama musim gugur di belahan Bumi utara
dan hari pertama musim semi di belahan Bumi selatan.
7
Oktober 2017: Hujan Meteor Draconid
Hujan meteor Draconid bukan merupakan hujan meteor
besar, ia termasuk hujan meteor minor yang hanya berintensitas 10 meteor per
jam. Hujan meteor init terjadi pada rentang tanggal 6-10 Oktober dan puncaknya
terjadi pada tengah malam sampai dini hari tanggal 7 Oktober. Titik radiannya
adalah rasi bintang Draco, dan hujan meteor ini dapat diamati di seluruh
Indonesia dengan mata telanjang.
21-22
Oktober 2017: Hujan Meteor Orionid
Pernah melihat tiga bintang sejajar di langit malam?
Itulah rasi bintang Orion. Pada tanggal 21-22 Oktober 2017, hujan meteor akan
terjadi di rasi bintang ini, hujan meteor Orionid! Diperkirakan akan tampak 20
meteor per jam saat puncaknya. Tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan
mata telanjang.
17-18
November 2017: Hujan Meteor Leonid
Hujan meteor lagi? Yak, betul. Hujan meteor Leonid
dapat memproduksi hingga 15 meteor per jam saat puncaknya. Anda bisa mengamatinya
mulai malam 17 November hingga dini hari 18 November. Titik radiannya adalah
rasi bintang Leo, dan tentu bisa diamati di seluruh Indonesia dengan mata
telanjang.
3
Desember 2017: Supermoon
Walaupun tak sebesar Supermoon yang terjadi pada 14
November 2016 kemarin, Supermoon pada 3 Desember 2017 ini merupakan Bulan
Purnama terbesar yang terjadi sepanjang tahun 2017. Fase Purnama akan terjadi
pada pukul 22:47 WIB. Bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada
kenampakan Bulan di tahun 2017.
13-14
Desember 2017: Hujan Meteor Geminid
Hujan meteor Geminid adalah raja dari seluruh
peristiwa hujan meteor, ia juga menjadi peristiwa hujan meteor penutup setiap
tahunnya. Disebut raja hujan meteor, karena pada puncaknya Geminid dapat
memproduksi hingga 120 meteor per jam.
Lesatan meteor pada hujan meteor Gemind berasal dari debu asteroid 3200
Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982. Hujan meteor ini terjadi pada rentang
tanggal 7-17 Desember, dan puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 Desember
hingga dini hari 14 Desember. Bisa diamati di rasi bintang Gemini di seluruh
Indonesia dengan mata telanjang.
21
Desember 2017: Solstis Desember
Kebalikan dari solstis Juni, solstis Desember yang
terjadi pada 23:28 WIB ini menandai peristiwa ketika kutub selatan Bumi akan
lebih condong ke arah Matahari. Ini adalah hari pertama musim dingin (winter
solstice) di belahan Bumi utara dan hari pertama musim panas (summer solstice)
di belahan Bumi selatan.
Nah, itulah 25 peristiwa langit penting dan wajib diamati yang bakal terjadi
pada tahun 2017. Mana yang paling Anda tunggu?
Refrensi: http://www.infoastronomy.org/2016/11/peristiwa-langit-sepanjang-tahun-2017.html