Masalah Sosial : Pelecehan Seksual
Pembahasan
Salah satu bentuk pelecehan paling
menghancurkan yang dilakukan pada anak-anak adalah pelecehan seksual. Pelecehan
seksual adalah: setiap tindakan seksual (secara terang-terangan atau
sembunyi-sembunyi) yang dipaksakan atas seorang anak di bawah umur delapan
belas tahun. Sudah terlalu lama kebudayaan kita mendefinisikan pelecehan dalam
arti hubungan kelamin saja. Pelecehan seksual dapat meliputi setiap tindakan
kekerasan seksual—dari persetubuhan sampai penyimpangan
seks voyeurism(dilirik secara seksual). Anak-anak tidak pernah didisain
oleh Tuhan untuk memiliki energi seks dalam bentuk apapun dalam jiwa (dan
tubuh) mereka. Kekerasan seksual ini, entah datangnya dari orang-orang dewasa
atau anak-anak yang lebih tua (secara eksplisit atau halus), dapat meninggalkan
berbagai macam bentuk atau intensitas kehancuran yang berbeda. Ini dapat
dilihat dari bagaimana perasaan seorang anak terhadap tubuhnya, rasa
dilindungi, kemampuan untuk percaya, dan keamanan dirinya.
Banyak
orang dewasa yang mengalami pelecehan seks sebagai remaja merasa bersalah dan
bertanggung jawab secara pribadi, terutama jika timbul perasaan nikmat dalam
diri mereka. Yang lebih menghancurkan adalah kebenaran yang menyedihkan bahwa
keinginan yang wajar akan kasih, kepedulian dan perhatian dipenuhi secara tidak
wajar oleh pelaku pelecehan itu. Setiap orang dewasa bertanggung jawab atas
energi seks mereka dan bertanggung jawab untuk tidak menyalahgunakan kekuatan
mereka dengan melampaui batasan-batasannya. Hal ini benar, tidak peduli usia
anak itu berapa, atau bagaimana mereka bersikap terhadap orang dewasa, atau apa
yang menjadi kebutuhan emosi anak itu.
Kekerasan
seksual adalah kekerasan yang terjadi karena persoalan seksualitas.
Ibarat awan dan hujan, demikianlah hubungan antar seks dan kekerasan. Di mana
terdapat seks maka kekerasan hampir selalu dilahirkan. Termasuk dalam kekerasan
seksual adalah perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan dan perendahan terhadap
lawan jenis), penjualan anak perempuan untuk prostitusi, dan kekerasan oleh
pasangan.
Perkosaan
adalah jenis kekerasan yang paling mendapat sorotan. Diperkirakan 22% perempuan
dan 2% laki-laki pernah menjadi korban perkosaan. Untuk di Amerika saja, setiap
2 menit terjadi satu orang diperkosa. Hanya 1 dari 6 perkosaan yang dilaporkan
ke polisi. Sebagian besar perkosaan dilakukan oleh orang yang mengenal korban
alias orang dekat korban.
Kekerasan
seksual terhadap anak-anak. Suatu tinjauan baru-baru ini terhadap 17 studi dari
seluruh dunia menunjukkan bahwa di manapun, sekitar 11% sampai dengan 32%
perempuan dilaporkan mendapat perlakuan atau mengalami kekerasan seksual pada
masa kanak-kanaknya. Umumnya pelaku kekerasan adalah anggota keluarga,
orang-orang yang memiliki hubungan dekat, atau teman. Mereka yang menjadi
pelaku kekerasan seksual terhadap anak biasanya adalah korban kekerasan seksual
pada masa kanak-kanak.
Kekerasan
seksual terhadap pasangan. Kekerasan ini mencakup segala jenis kekerasan
seksual yang dilakukan seseorang terhadap pasangan seksualnya. Sebesar 95%
korban kekerasan adalah perempuan. Temuan penelitian yang dilakukan Rifka
Annisa bersama UGM, UMEA University, dan Women’s Health Exchange USA di
Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 22%
perempuan mengalami kekerasan seksual. Sejumlah 1 dari 5 perempuan (19%)
melaporkan bahwa biasanya mereka dipaksa untuk melakukan hubungan seksual
dengan pasangan mereka selama dipukuli. Termasuk kekerasan seksual adalah
kekerasan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap seorang perempuan,
semata-mata karena sang korban adalah perempuan. Istilah untuk ini adalah
kekerasan berbasis gender. Berikut adalah kekerasan berbasis gender:
Kekerasan
fisik :
Menampar, memukul, menendang, mendorong, mencambuk, dll.
Kekerasan
emosional/ verbal: Mengkritik, membuat pasangan merasa bersalah, membuat
permainan pikiran, memaki, menghina, dll.
Ketergantungan
finansial : Mencegah pasangan untuk
mendapat pekerjaan, membuat pasangan dipecat, membuat pasangan meminta uang,
dll
Isolasi
sosial :
Mengontrol pasangan dengan siapa boleh bertemu dan di mana bisa bertemu,
membatasi gerak pasangan dalam pergaulan, dll
Kekerasan
seksual : Memaksa seks,
berselingkuh, sadomasokisme, dll.
Pengabaian/penolakan : Mengatakan kekerasan tidak pernah
terjadi, menyalahkan pasangan bila kekerasan terjadi, dll.
Koersi,
ancaman, intimidasi : Membuat pasangan
khawatir, memecahkan benda-benda, mengancam akan meninggalkan, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar